FENOMENA KAUM MUNAFIKUN , BERIMBAS KAUM KAFIR BERANI MELECEHKAN ISLAM
Bahaya persekongkolan munafikin dan ahli kitab

Di negeri ini, kita merasakan ucapan dan prilaku orang-orang kafir Yahudi, Nasrani, dan Komunis, semakin berani menampakkan kebenciannya pada Islam, dan menunjukkan permusuhannya pada kaum muslimin. Keberanian mereka tidak lepas dari peran provokatif kaum munafik, supaya terus menerus mengganggu dengan isu-isu yang menyudutkan umat Islam. Seperti stigma terorisme, radikalisme, wahabi, dan semacamnya terhadap gerakan jihad dan penegakan syari’at Islam.
Sebagai akibatnya, peran umat Islam kian tersingkir dan lemah menghadapi eksistensi serta dominasi kaum kuffar dalam pengelolaan negara. Kelemahan ini, selain disebabkan faktor eksternal, juga dan terutama disebabkan oleh faktor internal umat Islam yang bersembunyi di balik baju demokrasi dan Spilis (sekularisme, pluralisme, dan liberalisme agama).
Faktor eksternal dimainkan oleh orang-orang munafik yang bercokol di partai, organisasi, birokrasi, kaum profesional, yang memprovokasi orang-orang kafir untuk memecah belah serta memicu permusuhan di tengah gelombang Islamophobia. Pola kerja orang-orang munafik ini, diungkapkan secara gamblang di dalam Al-Qur’an, supaya menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.
“Wahai Muhammad, apakah engkau tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada kaum Yahudi dan Nasrani, teman-teman mereka yang kafir: “Jika kalian diusir dari Madinah, maka kami pun akan pergi bersama kalian. Kami akan membela kalian dan tidak akan menaati orang-orang yang mengusir kalian untuk selamanya. Jika kalian diperangi, niscaya kami akan membela kalian.” Allah menjadi saksi bahwa orang-orang munafik itu pendusta.” (QS Al-Hasyr (59) : 11)
Kasus persekongkolan munafikin pimpinan Abdullah bin Ubai dan ahli kitab Yahudi dan Nasrani yang diungkap dalam ayat ini, terkait posisi sosial Nabi dan sahabatnya di Madinah. Yaitu, provokasi orang-orang munafik kepada Yahudi Bani Nadhir, yang kemudian diingkari dan dikhianatinya.
Tokoh munafik, Abdullah bin Ubai merasa tersaingi popularitasnya, lalu menyulut kebencian Yahudi dan Nasrani dengan isu rasial. “Kebebasan kaum Yahudi dan Nasrani di Madinah telah diusik dan dikontrol oleh Muhammad, pendatang baru,” demikian isu yang dikembangkan kaum munafik. Karena itu, kata mereka lagi, “Kita usir Muhammad dan sahabatnya dari Madinah.”
Tegas dan jelas dalam ayat ini, bahwa ahli kitab itu adalah orang-orang kafir, sedangkan orang-orang munafik adalah teman dan komunitas kuffar sekalipun mengenakan dan membungkus diri mereka dengan pakaian serta sorban Islam.
Fenomena Ahok dan HT
Apabila kita menengok kondisi politik Indonesia sejak orla, orba, dan orde reformasi sekarang ini, persis seperti konspirasi munafik dan ahli kitab yang ingin memerangi dan mengusir kaum Muslim dari Madinah.
Orang-orang munafik, yang lahirnya beragama Islam, mereka shalat, puasa, haji, dan mengerjakan amaliyah lainnya, memprovokasi kaum kuffar Nasrani supaya menolak berlakunya syariat Islam di lembaga negara dengan isu sektarian.
Kaum nasionalis sekuler berkata, “Sejarah Nusantara membuktikan, dulu sebelum Islam datang sudah ada agama lain. Tapi sekarang orang-orang Islam menuntut berlakunya Syariat Islam. Karena itu kita harus mempertahankan budaya kita, membiarkan semua agama dan ideologi bebas berkembang, tidak ada istilah mayoritas dan minoritas”. Mereka juga beragitasi, “Sebelum Islam dominan, kita bebas berpakaian apa saja, menyembah siapa saja, tapi sekarang kita jadi saling bermusuhan.”
Provokasi seperti inilah yang memicu kebencian pada Islam. Ketika para munafikin yang bersembunyi di balik ideologi Nasionalisme dan Spilis, gemar menghidupkan tradisi dan budaya musyrik. Di zaman orla, pendukung nasakom datang dari partai berbendera Islam.
Terakhir seperti yang terjadi di surabaya oleh PDIP dengan orasi yang provokatif untuk menghadang kedatangan Habib Riziek shihab padahal mereka kebanyakan orang Islam ,propaganda pengerahan masa dalam satu acara kepartaian yang di bumbui oleh orasi kotor mengatas namakan kebhinekaan bermodus cinta NKRI namun sayangnya orang-islam ini tidak paham apa-apan,mereka diracuni dengan steatmen yang tidak valid faktanya hanya karena amplop mereka berkumpul dan meneriakan yel-yel yang anti ulama.menyudutkan tokoh ulama dengan kabar yang diputar balikan padahal mereka tidak sadar bahwa pemimpin mereka berbicara bukan karena hati tapi karena materi.
Inilah para kaum munafikin berkedok islam berhati culas dan berprilaku dholim.
Semoga Allah membukakan hati saudara-saudara jahiliyah kita dan mengembalikan mereka pada nash Allah.
Sesungguhnya para ulama sedang memperjuangkan dan melindungi keluarga mereka dari ancaman sekulerisme .
Dan tidak benar bahwa ulama-ulama ingin membentuk negara Islam.
Jadi tidak heran jika Ahok dengan santai menistakan Al'quran ,karena para kaum munafikun inilah akarnya.
Kaum penakut akan kehidupan dunia yang sementara, dengan hanya mengejar sedekah dari kaum kafir .
Orang-orang munafik inilah kayu bakar kebangkitan SYIAH dan KOMUNIS.
Komentar
Posting Komentar