DAERAH PERBATASAN DENGAN SEGALA KETERBATASAN



Nanga Badau ,Kapuas Hulu ,Pontianak kalimantan barat daerah perbatasan langsung dengan Malaysia.
Saat saya di Jawa ada rasa risih melihat daerah-daerah yang ingin terlepas dari NKRI,apa sih maunya mereka?,apa jika lepas dari NKRI mereka akan mendapatkan kehidupan lebih baik?.
25 juni 2016 saya mencoba ikut proyek pembangunan Pos Lintas Batas Negara di Nanga Badau kalimantan barat.
Pertama khal yang paling menjengkelkan saat membuka internet via Android.Benar-benar makan hati dua oprator jaringan provider total hilang ( tak ada sinyal) ,pekerjaa masih panjang 3 bulan kedepan dan otomatis buat telpon atau sms keluargapun nyaris tidak bisa,dengan mencari info ke warga setempat bahwa hanya oprator simpati yang bisa aktif di sini dan itupun harus jalan kesana kemari untuk mendapatkan sinyal agak jernih.
Satu dua hari tak terasa sudah masuk minggu kedua banyak khal yang mengusik hati untuk teriak melihat keadaan yang benar-benar timpang ,sangat kontras dengan kehidupan di Jawa, mulai dari listrik yang harus sering padam hingga akses jalan juga kendaraan yang sulit ,yang paling mencengangkan saat melihat mobil-mobil tangki besar membawa minyak sayur mentah masuk ke area Malaysia ,cuma gelengkan kepala.ratusan ton minyak-minyak mentah itu di kirim ke Malaysia hanya untuk di masak,apa di Indonesia tak ada perusahan yang mengelola minyak sawit sampai masak?.Luar biasa fenomena ini,membuat gerah setiap melihat puluhan mobil tangki Malaysia mengangkut hasil alam Indonesia dengan santai.ratusan ribu hektar kebun sawit cuma numpang tumbuh di kalimantan barat sedangkan hasilnya nol.
Masih banyak khal yang buat hati gerah dan tidak sedap di lihat juga di dengar .
Sekarang baru sadar ,ini alasan kenapa ada beberapa daerah ingin lepas dari indonesia.Kehidupan yang berbanding terbalik dengan keadaa di Jawa yang warga nya jauh lebih nyaman menikmati kemerdekaan .
Entah apa yang ada di benak para pemimpin Indonesia akan jeritan warga perbatasan?
Negeri maritim dan agraris yang seharusnya mampu meratakan serta memajukan bangsa ini ternyata masih sangat jauh dari kemerdekaan rakyat di daerah perbatasan.
Sampai kapan ini harus berlangsung?, akankah saudara-saudara kita hidup dalam keterbatasan hingga negara-negara tetangga menyuplai hampir setiap kebutuhan sandang ,pangan kepada warga perbatasan.
Kemerdekaan ini belum dirasa merata,ketimpanga  hidup yang mencolok menggiring pada diskriminasi serta arogansi prinsip pemikiran,bukankah leluhur mereka punya andil besar pula saat mengusir para penjajah?.
Lagi-lagi hanya bisa menarik nafas panjang ,semoga para pemimpin bisa ikut merasakan kehidupan di PERBATASAN dengan segala keterbatasannya hingga mau membuka hati untuk membuang jauh kerakusan untuk memperkaya diri , dan semoga ada rasa MALU yang besar atas keserakan yang tidak sama sekali membawa kenikmatan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antisipasi besarnya debit air ciledug kulon merehab beberapa jembatan utama

BODOHNYA PARA PEMBENCI ISLAM DI INDONESIA